Senin, 31 Oktober 2011

Kenaikan Harga Bahan Kebutuhan Pokok Menjelang Lebaran Idul Adha

Harga bahan kebutuhan pokok menjelang Lebaran Idul Adha di sejumlah pasar tradisional di berbagai kota besar penghasil bahan pokok terus naik berdasarkan survey beras merupsksn bahan pokok ysng pertama mengalami kenaikan harga, misalnya harga beras jenis premium 20 kilogram saat ini Rp 162 ribu dari sebelumnya Rp 160 ribu. Beberapa pekan sebelumnya harga beras ini Rp 130 ribu per 20 kilogram.

Harga beras medium kini Rp 7.300 per kilogram dari sebelumnya Rp 6.500 per kilogram. Ada kenaikan Rp 800, Lonjakan harga beras ini bukan hanya di pasar tradisional tapi juga di kota-kota besar lainnya juga begitu menjelang Idul Adha kenaikan harga beras ini karena perubahan cuaca. Apalagi sekarang sudah memasuki musim hujan, jadi kemungkinan transportasi akan sedikit terhambat,

Untuk menekan harga, Disperindagkop Kota jakarta bekerja sama dengan Bulog Divre Sumsel menggelar operasi pasar murah khusus beras. Operasi ini sudah digeber beberapa hari lalu di sejumlah pasar-pasar tradisional selama operasi pasar tahap ke-6 ini, telah disalurkan 12 ton beras ke masyarakat. Harga jualnya Rp 6.600 per kilogram. Ada subsidi Rp 1.700 dari pemerintah. Harga normal beras Rp 8.300 per kilogram.

Soal stok beras, masih mencukupi hingga akhir tahun. Saat ini, jumlah stok di Bulog mencapai 30 ribu ton dan 20 ribu ton di distributor. “berdasarkan informasi pemerintah kota jakarta masih punya 50 ribu ton stok, cukup sampai saat ini,”

Beberapa bahan kebutuhan pokok juga naik menjelang Idul Adha 1432 Hijriah tahun ini seperti Ayam di pasaran dijual Rp 30 ribu per ekor dari sebelumnya Rp 25 ribu harga daging sebelumnya Rp 75 ribu per kilogram, kini melonjak jadi Rp 80 ribu per kilogram. Adapun gula masih stabil di harga Rp 10 ribu per kilogram. Begitu pula minyak goreng, Rp 10-11 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota jakarta mengatakan, seminggu menjelang Idul Adha harga kebutuhan pokok dan sayur-sayuran mengalami kenaikan, tapi menurutnya harga masih stabil Dinas Perindustrian dan Perdagangan DKI.Jakarta akan memantau harga kebutuhan ini jelang lebaran kurban yang akan dilaksanakan pada 6 November mendatang dinas Perindustrian dan Perdagangan akan pantau terus masalah harga di Pasar-pasar tradisional di kota-kota besar hal ini dilakukan agar masyarakat tidak terbebani nantinya akibat permainan agen di lapangan,

Sementara itu seorang pedagang kebutuhan pokok di pasar tradisional baranggapan, naiknya harga kebutuhan pokok ini sudah menjadi hal yang biasa setiap tahun menjelang hari raya Idul kurban ini sudah menjadi kebiasaan stiap tahunnya, sama seperti bulan puasa kemarin, tapi kalau Idul Adha naiknya hanya sedikit saja, dan kenaikan harganya juga tidak berlangsung lama, paling seminggu jelang lebaran hingga lebaran nanti," ucapnya, Selain itu Menurutnya penyebab naiknya harga beras dan kebutuhan lainnya ini akibat cuaca yang dialami Kot akhir-akhir ini dilanda hujan dan cuaca yang tidak bagus.

Jadi kan masyarakat yang punya gabah tidak bisa menjemur gabahnya, jadi mereka terpaksa membeli beras, juga permainan sebagian agen,

Senin, 24 Oktober 2011

Pemborosan Listrik

Hemat listrik hemat biaya begitulah slogan yang terrcipta ketika kampanya hemat listrik sedang di galakan.cukup menyentil masyarakat ketika kalimat “hemat listrik” sebab keuangan menjadi salah satu parameter masyarakat dalam memenuhi kebutuhan .

Logika kalimat tersebut hinggap dengan tepat pada kondisi masyarakat saat itu saat itu dan memberikan dorongan pada mereka untuk hemat listrik. Listrik sumber daya energy termasuk pada katagori sumber daya alam yang tidak di perbaharui. Keberadaannya pun tidak tercipta langsung oleh alam karena dibutuhkan pengolahan tenaga yang cukup besar hingga diciptakan berbagai sumber energy pembangkit listrik .

Hal tersebut membawa kita pada sebuah logika bahwa persediaan listrik makin hari makin berkurang jika sumber daya yang ada tidak diperbanyak jumlahnya. Sebab itu, untuk mencegah krisis kelangkaan listrik yang mungkin terjadi,masyarakat memegang peranan penting untuk turut serta dalam menghemat penggunaan listrik. Di era kehidupan saat ini,khususnya di perkotaan,listrik menjadi salah satu bagian yang tidak dapat dilepaskan dari masyarakat

Ketika berbagai sarana teknologi menggunakan sistem komputerisasi atau sistem digital, penggunaan listrik pun semakin meningkat. Peningkatan penggunaan listrik yang tidak teriring dengan peningkatan sumber daya tentu akan berakibat buruk seperti yang dirasakan beberapa bulan terakhir saat terjadi pemadaman listrik bergilir. “Hemat listrik”. Kalimat tersebut sepertinya makin asing dari kehidupan masyarakat kota.

Kondisi tersebut hendaknya dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah saat mengajukan program listrik murah atau listrik gratis.Manusia yang identik dengan sifat tidak pernah puas dapat terpicu menggunakan listrik sepuasnya ketika sumber daya tersebut dibuat gratis.

Dibanding kebijakan listrik murah untuk masyarakat kurang mampu, lebih baik diadakan   program pemerataan listrik karena kita tahu bahwa masih banyak daerah yang tidak terjangkau oleh listrik.Sampai saat ini masyarakat tidak bermasalah dengan biaya listrik yang ada sehingga kebijakan listrik murah belum dirasa mendesak.

            Selain penjabaran sebelumnya tentang akibat pemborosan dapat mendukung pertimbangan untuk tidak melaksanakan kebijakan ini dulu. Listrik murah memicu boros listrik, listrik mahal akan menyusahkan.Dengan demikian,sebelum semua itu terjadi,ayo kita mulai hemat listrik saat ini! “Hemat listrik,hemat biaya”.

Efek lain dari hemat listrik adalah bumi yang semakin hijau. Produksi CO2 semakin sedikit, eksploitasi BBM dan bahan baker lain berkurang, hutan semakin ringan bebannya. Apalagi memakai pembangkit listrik ramah lingkungan mikro hidro. Mikrohidro hanya salah satu contoh pembangkit listrik ramah lingkungan, yang selain memberikan listrik kepada masyarakat namun juga "memaksa" masyarakat menjaga sumber-sumber air. Dimana sumber-sumber air? Hutan lah merupakan salah satu sumber air terbesar.

Semua pihak mempunyai kesempatan untuk melakukan upaya hemat listrik dan telah melakukan upaya-upaya tersebut tetapi belum maksimal. Kenyataan di lapangan membuktikan masih saja ada keluhan-keluhan masyarakat, tindakan pemborosan (inefisiensi), mismanajemen dan lain-lain. Kalau diibaratkan benang kusut, benangnya masih sangat kusut walau masih ada optimisme disana.


Senin, 17 Oktober 2011

Angka Kecelakaan Kota Depok


Selama periode Januari sampai 18 Februari 2011, sebanyak tujuh orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di Kota Depok, jawa barat kebanyakan yang meninggal adalah pengendara sepeda motor dan pejalan kaki .

Angka kecelakaan lalu lintas di Kota Depok terhitung tinggi. Data Unit Laka Lantas Polresta Depok mencatat,sejak Januari–18 Februari telah terjadi 58 kasus kecelakaan. Dari jumlah tersebut, 50% di antaranya terjadi pada pengendara sepeda motor dan penyeberang jalan.
Sedangkan selama 2010 kecelakaan lalu lintas terjadi sebanyak 540 peristiwa, dengan korban meninggal mencapai 84 orang, 414 luka berat, 293 ringan, dengan kerugian materiil mencapai Rp669.400.000.
Penyebab kecelakaan dikarenakan kurang kehati-hatian para pengendara dan penyeberang jalan. Selain itu, mereka juga tidak mematuhi rambu lalu lintas yang ada. ”Misalnya saja kurang memperhitungkan kecepatan sehingga terkadang ngerem mendadak. Tidak memperhatikan saat ingin mendahului kendaraan di depannya dan tidak melihat kondisi jalan,”
Rata-rata korban kecelakaan berusia antara 12–40 tahun.Titik yang paling rawan kecelakaan adalah Jalan Raya Bogor. Ruas jalan tersebut banyak dilalui kendaraan besar dan pengendara yang bekerja di Jakarta. Jalan tersebut juga termasuk dalam jalan provinsi. Selain itu, angka kecelakaan didominasi di Jalan Margonda, Jalan Parung- Ciputat, dan Jalan Raya Sawangan, Tahun sebelumnya terjadi 540 kasus kecelakaan lalu lintas.Korban meninggal dunia mencapai 414 orang dan luka 293 orang.Kerugian materi mencapai Rp669 juta.
Meningkatnya angka kecelakaan di Kota Depok tidak terlepas dari perkembangan situasi. Saat ini jumlah kendaraan semakin banyak, sedangkan infrastruktur jalan tidak mengalami perubahan. Hal itu menyebabkan kemacetan karena badan jalan tidak dapat menampung jumlah kendaraan yang melintas.
Sementara itu, Kasatlantas Polresta Depok, Kompol Slamet Widodo menambahkan meningkatnya angka kecelakaan di Kota Depok tidak terlepas dari perkembangan situasi. Di mana saat ini jumlah kendaraan bermotor semakin bertambah sementara infrastruktur jalan tidak mengalami perubahan. Dengan situasi tersebut akhirnya timbul kemacetan karena badan jalan tidak dapat menampung jumlah kendaraan yang melintas. 

Untuk itu, polantas harus terus berupaya untuk dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas khususnya di Jalan Raya Margonda, dengan melakukan koordinasi dengan polisi yang bertugas dan melakukan penghimbauan untuk menjaga batas kecepatan kendaraan yang di kendarai sehingga para pengendara lebih berhati-hati dan berkonsentrasi dalam berlalu lintas.

Sumber : www.depok.go.id 

Jumat, 07 Oktober 2011

Kondisi Air Bersih DKI Jakarta Saat Ini


Kondisi air Jakarta makin buruk. Air yang biasa digunakan penduduk Ibu kota ini mengalami pencemaran oleh mikrobiologi dan bahan-bahan kimia, pasalnya air baku yang menjadi sumber pembuatan air bersih yang layak di konsumsi masyarakat telah tercemar akibatnya perusahaan air bersih kesulitan mencari air baku untuk di jadikan sebagai air bersih untuk di konsumsi masyarakat, dipandang dari segi pengembangan sumber daya air, permasalahan air di Jawa termasuk kategori kritis, wilayah yang mengalami pencemaran paling parah adalah Jakarta Pusat.  
Pembuangan sampah dan lumpur yang sembarangan tentunya tidak hanya di serap oleh aliran sungai tapi juga di serap oleh tanah, akibatnya warga Jakarta yang mengonsumsi air tanah yang telah tercemar .

Penyebab air baku Jakarta tercemar  yaitu dengan sampah-sampah masyarakat yang di buang ke aliran sungai, limbah pabrik yang di buang tanpa proses filterisasi ke sungai karna limbah pabrik ini lebih berbahaya karna bercampur dengan zat-zat kimia, tinja yang lansung dari septic tank yang langsung dibuang ke sungai sehingga yang terbuang tercemari air sungai yang menjadi air baku, limbah rumah tangga perkantoran dan perusahaan yang di buang di selokan, dari selokan di alirkan ke air sungai  dan juga kebanyakan bahan pembersih yang beredar di Indonesia merupakan deterjen dengan kadar keras, kerasnya deterjen lantaran mengandung fosfat tinggi hingga lebih dari 18 persen kandungan seperti inilah yang membuat semakin memburuknya kualitas air .
Memburuknya kualitas air baku itu berakibat pada batasnya kualitas air yang dapat di peroleh menjadi air bersihdan air minum , sebesar 84 persen sampel air tanah di Jakarta telah tercemar oleh tinja dan dari penelitian Diskes RI 32.24 persen minum perpipaan dan 54,16 persen non-perpipaan diketahui belum memnuhi syarat bakteriologis .
Kondisi itu mengedentifikasi bahwa air tanah di sekitar pipa PAM  telah tercemar berat di tambah lagi dengan instalasi pengolahan air bersih (IPAB) di nilai sudah tidak mampu lagi mengolah air baku yang telah tercemar itu .
Jadi pelaku pencemaran lingkungan perlu diberi sanksi perbaikan atau rehabilitasi kawasan yang sudah dirusaknya , hukuman kurungan dan denda tidak cukup. "Undang-undang harus mampu memaksa perusahaan merahabilitasi kawasan”.

sanksi menuntut perusahaan untuk memperbaiki lingkungan dicemari bisa menjadi upaya pencegahan. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, terlalu ringan memberikan sanksi kepada perusak dan pencemar lingkungan.

Kementerian Lingkungan Hidup perlu diberikan kewenangan yang lebih tegas. Seperti, rekomendasi mencabut izin, sanksi dan mencabut izin perusahaan pencemar lingkungan. Selama ini, peran kementerian hanya memantau dan memberikan evaluasi.




Sumber : www.slideshare.net/


Maraknya Pengemis dan Pengamen Prov.DKI Jakarta

Berdasarkan data dari Dinas Sosial DKI Jakarta, jumlah anjal pada 2009 sebanyak 3.724 orang, 2010 meningkat menjadi 5.650 orang, dan pada 2011 ini juga meningkat menjadi 7.315. Pada umumnya mereka bekerja sebagai pengemis, pengamen, pengelap kaca mobil, pedagang asongan, joki 3 in 1, dan petugas parkir liar, keadaan ini cukup memprihatinkan. Mereka bukan hanya lahir di jakarta, tapi ada juga datang dari luar kota .

penyebab utama kondisi itu adalah karena penduduk miskin yang makin bertambah. Sejak reformasi bergulir banyak masyarakat yang standar hidupnya makin menurun. Penghasilan masyarakat berkurang, sehingga daya beli pun ikut berkurang orang tua kesulitan mencukupi kebutuhan anak-anaknya, dan akhirnya si anak mencari nafkah sendiri, antara lain dengan menjadi anak jalanan.
Di samping itu , Keberadaan terminal bus dan stasiun besar yang aktif selama 24 jam mendukung kondisi tersebut. 


Ini yang menyebabkan jakarta menjadi kota yang ramai dan padat dengan berbagai aktivitas bisnis dan jasa. Kondisi ini menjadikan tempat yang menarik bagi anak jalanan. Mereka memadatinya, sehingga jumlahnya tiap tahun cenderung meningkat .


Diungkapkan, dibanding dengan kelompok anak yang memerlukan perlindungan khusus lainnya, seperti anak telantar, anak nakal, anak cacat, anak bermasalah dengan hukum, dan anak yatim, kelompok anak jalanan ini sulit ditangani.
Selain anak jalanan, kelompok lainnya bisa ditangani dan dibina di lembaga sosial masyarakat dan organisasi sosial lainnya. Tapi kalau anak jalanan, karena merasa mudah mencari uang di jalanan, sehingga mereka enggan dibina .


Fenomena ini menjadikan Pemerintah kesulitan membina anak-anak tersebut, misalkan tahun ini membina 20 dari 300 anak jalanan, ternyata tahun berikutnya jumlahnya makin bertambah. Jadi upaya pembinaan, kalah cepat dengan pertumbuhan mereka. Ini yang sering terjadi .
Dikatakan, sebenarnya pemerintah kota jakarta bersama sejumlah LSM di jakarta sudah maksimal membina mereka. Pembinaan yang dilakukan dalam bentuk pelatihan keterampilan dengan memberi modal usaha. Tapi karena pikiran mereka, kalau mencari uang di jalanan lebih mudah daripada bekerja, akhirnya mereka ada yang kembali ke jalan .


Tahun ini mengalokasikan dana dari pemprov DKI sebesar Rp 500 juta untuk pengentasan anak jalanan dan anak-anak yang perlu mendapat perhatian khusus lainnya. Sedang Pemprov DKI pun menyalurkan dana untuk pengentasan anak tersebut, melalui beberapa LSM yang ditunjuk untuk membina mereka.


Pemprov DKI Jakarta, memiliki ketegasan terkait dengan warganya. Seperti dicontohkan saat kunjungan kerja yang dilakukan Komisi VIII ke Cina. Warga Cina harus berdomisili di kota kelahirannya. Ketika pindah kota, maka hak-hak warga tersebut tidak serta merta ikut pindah juga.


Menurutnya, itu bisa diadaptasi di sini, ketika ada warga yang tidak punya KTP DKI, hak meraka tetap ada di daerah asal, bukan di DKI.


Jadi tidak sembarangan orang masuk ke Jakarta. Sehingga tidak menjadi beban Pemprov DKI. Kalau kita mau adil,  itu harus menjadi beban daerah asal. Karena akan berakibat tidak adil kepada warga Jakarta asli, karena anggaran tersedot untuk orang yang bukan penduduk asli,
Permasalahan anjal bukan hanya masalah daerah semata, tetapi masalah bersama. Untuk itu, perlu dipikirkan bagaimana meningkatkan perekonomian daerah, sehingga mereka tidak perlu datang ke Jakarta .





sumber: megapolitan.kompas.com